GROBOGAN, semarangnews.id – Tingginya harga jagung saat ini membuat sebagian petani jagung di sejumlah wilayah di Jawa Tengah kebanjiran rejeki.
Bukan tanpa sebab, harga jagung belakangan ini memang meroket tajam dibanding musim panen sebelumnya.
Adi salah satu pengepul dari desa Kalisari kabupaten Grobogan menuturkan, dirinya membeli jagung dari petani memang cukup tinggi di kisaran Rp 4000 per kilogram untuk jagung basah, dan Rp. 5000 per kilogram untuk jagung yang telah dikeringkan.
“Ya betul mas, harga jagung musim panen ini sedang bagus. Kalau saya beli dari petani mulai 4000 sampai 5000 per kilogram. Padahal berapa tahun belakangan, hargane dibawah itu,” ungkap Adi.
Adi menambahkan dalam satu hari rata rata dirinya membeli dari petani sekitar 10 ton selama musim panen ini.
“Dari pabrik itu permintaane tinggi mas, jadi paling tidak sehari saya ambil 10 Ton dari petani untuk dikirim ke pabrik pakan,” jelasnya.
Sementara itu, Suyamti salah seorang petani asal Jepon kabupaten Blora mengatakan, naiknya harga jagung jadi berkah bagi petani di kampungnya terutama di masa pandemi ini.
“Alhamdullilah mas, regane jagung naik, po meneh saiki jamane koyo ngene pas covid. Nek mbiyen jagung rak ono regane mas, murah banget,” ungkapnya.
Namun disisi lain kenaikan harga jagung membuat pengusaha ternak ayam seperti Iwan, dirasa menyulitkan. Bagi Iwan ini adalah malapetaka bagi usaha ternak ayam petelurnya.
“Dari 11 hektar lahan ternak saya, yang aktif saat ini hanya sepertiganya pak, lainnya sudah saya tutup. Mau gimana lagi, harga pakan naik terus gak sebanding dengan harga telurnya,” ungkap pengusaha asal Kendal ini.
Bukan tak mungkin lanjut Iwan, pihaknya akan mencari solusi pakan ternak asal luar negeri yang katanya lebih murah dibanding pakan lokal.
“Loh pak, sekarang katanya harga jagung dari luar negeri jauh lebih murah ketimbang lokalan. Nek begitu mending kita ambil yang murah saja,” ujar Iwan.