BALI, semarangnews.id – Dihari terakhir kunjungannya di Bali, Rotary District Governor 3420 Cindy Bachtiar ditemani sejumlah distict officer mengunjungi lokasi konservasi mangrove dan lebah di Telaga Waja, Nusa Dua, Sabtu (15/1/2022).
Kegiatan konservasi tersebut merupakan bentuk kepedulian lingkungan Rotary Club of Bali Pecatu bekerjasama dengan Forum Peduli Mangrove Bali yang tak ingin salah satu kawasan hutan mangrove ini musnah akibat campur tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dan akibat kondisi cuaca ekstrim yang kerap terjadi belakangan ini.
Calon President Rotary Club of Bali Pecatu, Mega Prima mengatakan, bahwa fungsi dari hutan mangrove sangatlah penting terutama bagi keberlangsungan habitat dan lingkungan di sekitarnya.
“Keberadaan hutan mangrove itu penting sekali, pertama untuk spesies hewan yang hidup di dalamnya seperti kera, burung, dan ikan. Kedua penting juga buat lingkungan sekitarnya, contoh adanya hutan mangrove itu menjaga dari abrasi. Belum lagi mangrove juga menjadi filter kualitas udara bagi makhluk hidup di sekitarnya,” ujar Mega.
Selain Mega, ada pula Sweet yang juga seorang rotarian. Ia menjelaskan tentang Taman Gumi Banten, yang merupakan kawasan budidaya tanaman keperluan upacara adat.
Semula kawasan tersebut sempat dipenuhi sampah dari orang-orang sekitar yang tidak memiliki kesadaran lingkungan. Dan bukan hal mudah merubah kebiasaan mereka.
“Dulu itu ada banyak sampah yang kita temui. Sudah kita bersihkan nanti selang beberapa hari itu muncul lagi. Akhirnya kita punya ide untuk menjadikan lokasi tersebut lebih sakral atau keramat agar orang tak lagi buang sampah,” jelas Sweet.
Tak tanggung-tanggung Sweet dan rekan-rekannya menanam sejumlah bibit pohon diantaranya Gaharu dan Mahoni yang dipercaya sebagai tumbuhan keramat. Alhasil hingga saat ini tak ada lagi orang yang berani membuang sampah di kawasan tersebut.
Kegiatan konservasi yang dilakukan Rotary Club of Bali Pecatu ternyata tidak berhenti sampai disitu saja. Mereka juga melakukan budidaya lebah di dalam hutan mangrove yang dikelola. Tentu saja ini menjadi nilai tambah dari sisi konservasi dan wisata lingkungan hutan mangrove itu sendiri.
Bli Toet Sudarwata selaku President Rotary Club of Bali Pecatu sekaligus penggiat konservasi hutan mangrove, menjelaskan jika pihaknya sudah menyiapkan menu wisata yang ramah lingkungan kepada wisatawan yang berkunjung ke kawasan konservasi mangrove dan lebah ini.
“Kalau ada pengunjung atau wisatawan datang tentunya kami ajak keliling sekaligus mengedukasi mereka tentang peranan mangrove dan lebah ini,” ucap Bli Toet.
Setelah itu, lanjut Bli Toet, “kami suguhkan makanan yang juga ramah lingkungan dan organik, seperti jagung rebus, ubi, dan kedelai bagi para pengunjung agar mereka lebih bisa peduli terhadap lingkungan,” jelasnya kepada Cindy Bachtiar dan rombongan yang sedang menikmati hangatnya jagung dan ubi rebus.