SEMARANG, semarangnews.id – Badan Karantina Pertanian (Barantan) memutakhirkan data base Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang nantinya digunakan sebagai bahan review Permentan Nomor 25 tahun 2020 melalui kegiatan Seminar Nasional Hasil Pemantauan daerah sebar OPTK 2022.
Koordinator Substansi Kelompok Karantina Tumbuhan Benih, Abdul Rahman, mewakili Kapus Karantina Tumbuhan Karantina Hayati Nabati saat membuka acara menyampaikan kegiatan ini merupakan salah satu fungsi Karantina Pertanian, yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun dan bekerja sama dengan instansi terkait yang membidangi fungsi Pertanian.
“Pemantauan daerah sebar Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) merupakan salah satu fungsi Karantina Pertanian, yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun dan bekerja sama dengan instansi terkait yang membidangi fungsi Pertanian,” ungkapnya saat membuka acara di Gumaya Hote, Semarang (26/1)
Masih, menurut abdul Rahman, dengan semakin baik pemantauan, teknik deteksi dan identifikasi semakin berkembang, peralatan dan kemampuan Sumber Daya Manuasia (SDM) yang semakin meningkat, dapat diketahui sedini mungkin jenis perkembangan terbaru OPTK. Sehingga perlu adanya kesepakatan metode survey dan penyempurnaan sistem aplikasi pemantauan OPTK (aplikasi appsheet) yang sudah digunakan guna mendukung pemantauan daerah sebar OPTK.
Lebih lanjut Abdul Rahman menjelaskan, bahwa berdasarkan hasil pemantauan ada temuan OPTK kategori A1 dan A2 jenis serangga, cendawan, bakteri, virus dan nematoda. Untuk itu perlu ditingkatkan koordinasi dan kerja sama antar stakeholder perlindungan tanaman dalam rangka penyebarluasan informasi OPTK dan eradikasi.
Pada kesempatan yang sama, Pakar universitas sebagai narasumber memberikan penjelasan secara detail deskripsi deteksi dan identifikasi temuan OPTK. Perlu peningkatan bimbingan teknis secara berkelanjutan kepada UPT KP terkait metode survei deteksi, penanganan sampel dan identifikasi OPTK.
Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Semarang Turut Turhadi Noerachman yang turur hadir pada acara seminar, menyambut baik dan memberikan apresiasi kepada Pejabat Karantina atas peran sertanya dalam mengikuti workshop. Hasil pemantauan daerah sebar OPTK ini diharapkan dapat mendukung program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) karena dengan adanya database OPTK tersebut akan membantu meningkatkan produksi pertanian di seluruh Indonesia.
“Untuk itu pemantauan daerah sebar OPTK perlu dilakukan secara rutin dan berkelanjutan guna mencegah penyebaran OPTK di wilayah Indonesia,’’ tutup Turhadi.