SUKOHARJO, semarangnews.id – Upaya deradikalisasi bagi mantan nara pidana terorisme (napiter) tidak hanya dilakukan dengan pendekatan agama semata, namun harus pula memperhatikan pendekatan emosional.
Inilah yang dilakukan Polda Jawa Tengah dengan merangkul dan melakukan pembinaan kepada eks Napiter Bom Pos Pam Kartosuro dengan mengajak eks napiter dalam menjaga dan mewujudkan kondusifitas keamanan.
Sebelumnya, telah dilakukan pertemuan dengan Krisyono Herlambang mantan napiter peristiwa ledakan bom di pos pengamanan Kartasuro pada tahun 2019, di rumah makan Malioboro Solo Baru, Selasa (11/4/2023).
Dalam pertemuan tersebut Krisyono bersedia bekerjasama dengan TNI-Polri membantu menjaga situasi keamanan kondusif pada bulan suci Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H.
Rencananya Krisyono akan mengajak seluruh masyarakat termasuk LSM dan Ormas untuk tidak melakukan sweeping dan menghindari hal-hal lain yang dapat merusak kesucian bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
“Saya siap mendukung TNI-Polri untuk mengamankan lingkungan (Kamtibmas) selama bulan Ramadhan sampai Hari Raya Idul Fitri,” tutur Krisyono.
Dirinya menjelaskan, kewajiban menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) adalah tugas utama pihak kepolisian terutama saat bulan Ramadan. Untuk itu masyarakat tidak melakukan aksi sweeping atau perbuatan pelanggaran hukum lainnya yang tentunya dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan bulan Ramadan tahun ini.
”Jadi, masyarakat diminta dengan tegas agar tidak melakukan aksi sweeping maupun razia yang bukan merupakan kewenangannya. Dan bila hal ini terjadi, maka kami akan bertindak tegas menegakkan hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujarnya.