
SEMARANG, semarangnews.id – Ratusan siswa SMP Negeri 22 Gunung Pati Kota Semarang, ikut serta dalam ‘Gerakan Semarang Seribu Literasi’, salah satunya ditandai dengan membaca serentak yang diselenggarakan oleh Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang, Jumat (8/9/2023).
Kegiatan tersebut juga dilakukan dalam rangka memperingati Hari Literasi Internasional yang telah ditetapkan oleh UNESCO setiap tanggal 8 September.
Selain membaca serentak, Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang juga menyelenggarakan ‘Bedah Buku Keep On Fighting’ yang disiarkan secara langsung melalui zoom dari SMPN 9 Kota Semarang, yang diikuti seluruh SD dan SMP se-Kota Semarang, tak terkecuali SMPN 22.
Tentu saja hal ini disambut antusias oleh para siswa. Dengan seksama mereka memperhatikan rangkaian kegiatan bedah buku yang ditampilkan melalui layar lebar di ruang aula.
Meski hanya kelas 8 yang menyaksikan langsung karena keterbatasan kapasitas ruangan, namun ini tak menyurutkan semangat siswa kelas 7 dan 9.

Di bagian ruangan lainnya mereka secara berkelompok melakukan kegiatan membaca buku yang digemari dan melaporkan apa yang telah dibaca dalam ke dalam jurnal literasi.
Buku yang dibaca pun beraneka macam, ada buku fiksi dan non fiksi. Ada pula dari mereka yang membawa buku berhalaman sangat tebal bertema sejarah perang dunia. Meski saat ditanya apakah dirinya sudah membaca habis buku tersebut dan jawabannya sudah dapat ditebak, namun ini cukup membanggakan.
“Saya belum baca semua pak, cuma depannya aja, soale banyak banget,” ujar siswa tersebut.
Ia juga mengatakan jika dirinyalah yang meminta sang ayah untuk membelikannya.
“Saya yang minta ke bapak buat beli, waktu pas saya ke toko buku, habis saya seneng cerita sejarah apalagi soal perang pak,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Negeri 22 Rini Rusmiasih mengatakan, hal semacam ini sebenarnya bukan kali ini saja dilakukan melainkan sudah menjadi kebiasaan yang diterapkan di SMPN 22.
“Sebelumnya kami sudah membiasakan anak-anak kami setiap hari di pagi hari sebelum pembelajaran dimulai untuk membaca selama 20 menit, kemudian mereka akan menuliskan apa yang telah dibaca ke dalam buku jurnal literasi masing-masing,” ungkapnya.

Dan Rini menyebut hasil dari kegiatan rutin membaca di pagi hari tersebut cukup memuaskan.
“Alhamdullilah karena anak-anak kami tidak membawa hp ke sekolah, maka kebiasaan membaca ini sudah semakin membaik, dan ini terbukti mereka sudah menikmati kebiasaan membaca yang kami terapkan setiap pagi,” ujar Rini.
Meski begitu, Rini tak menyangkal jika masih ada sebagian kecil siswanya yang belum bisa mengikuti kebiasaan tersebut.
“Kendalanya sebenarnya tidak semua siswa hobi membaca, jadi jika dilihat dari buku jurnalnya isinya seadanya tidak lengkap begitu. Namun demikian kami tidak berputus asa, dalam buku tersebut kami telah siapkan halaman untuk aktivitas lain seperti menggambar atau menulis karya lainnya agar siswa tetap menyukai kegiatan tersebut,” imbuhnya.
Jika ada sebagian kecil siswa yang belum bisa menikmati manfaat dari kebiasaan membaca, lain hal dengan siswa yang satu ini. Medina siswa kelas 8 ini, mengaku mendapatkan ketenangan saat dirinya membaca buku kegemarannya.
“Kenapa saya suka membaca, karena saya dapat ketenangan sendiri, selain juga mendapat ilmu dan pengetahuan dari buku-bukunya,” ujar Medina yang juga menjadi duta baca SMPN 22.

Hal serupa juga diungkapkan Nabila yang juga duduk di bangku kelas 8. Ia mengaku dengan membaca buku, dirinya mendapatkan pengalaman dan ilmu baru.
“Membaca buku itu kita dapat ilmu baru. Semisal kita membaca dongeng, kita bisa dapat pesan atau pelajaran apa yang diajarkan dari buku dongeng itu,” ujar Nabila.
Diharapkan dari kegiatan semacam ini, siswa SMP Negeri 22 khususnya, bisa menjadi siswa yang gemar membaca karena dengan membaca maka kesempatan untuk memperoleh informasi dan pengetahuan dari seluruh dunia akan terbuka lebar.