Site icon semarangnews.id

Hadir di SMPN 22 Kota Semarang, ‘PITERPAN’ Disambut Antusias Ratusan Siswa

Kepala Dinkes Kota Semarang, M. Abdul Hakam bersama guru, siswa SMPN 22 dan undangan yang hadir dalam kegiatan PITERPAN, Semarang 28/11/2023. (Sapto)Kepala Dinkes Kota Semarang, M. Abdul Hakam bersama guru, siswa SMPN 22 dan undangan yang hadir dalam kegiatan PITERPAN, Semarang 28/11/2023. (Sapto)

Kepala Dinkes Kota Semarang, M. Abdul Hakam bersama guru, siswa SMPN 22 dan undangan yang hadir dalam kegiatan PITERPAN, Semarang 28/11/2023. (Sapto)

SEMARANG, semarangnews.id – Ratusan siswa SMP Negeri 22 Gunung Pati Kota Semarang antusias menyambut kehadiran PITERPAN, pada Selasa pagi (28/11/2023). Tapi tunggu dulu PITERPAN yang satu ini bukanlah grup musik terkenal, melainkan program Pelayanan dan Edukasi Kesehatan Terpadu Pelajar Kota Semarang.

PITERPAN merupakan program unggulan Dinas Kesehatan Kota Semarang sebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan remaja khususnya para pelajar di Kota Semarang, agar terhindar dari penyakit tidak menular.

“Kami dari Dinas Kesehatan tentunya, sambil mengajak rekan-rekan Puskesmas Sekaran dan Gunung Pati, ingin mengajak remaja adik-adik pelajar supaya mindsetnya berubah, terutama cara berpikir untuk mencegah penyakit tidak menular seperti hipertensi, obesitas, dan sebagainya. Dan ini akan kita berikan nanti dalam kelas edukasi masing-masing,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. Mochamad Abdul Hakam yang hadir memimpin kegiatan tersebut.

Lebih lanjut Abdul Hakam menyampaikan, edukasi yang akan diberikan kepada para siswa terkait program PITERPAN ini meliputi sejumlah materi, diantaranya pola hidup dan konsumsi makanan sehat.

Kadinkes Kota Semarang dr. Mochamad Abdul Hakam saat menjelaskan terkait program PITERPAN, Semarang 28/11/2023. (Sapto).

“Ini dari 12 kelas yang kita edukasi bentuknya macem-macem ya. Mulai dari bantuan hidup dasar, kesehatan ibu dan anak, gizi seimbang, ada latihan konten juga, kemudian TBC, dan lain sebagainya,” pungkasnya.

Menurut Abdul Hakam, jika pada usia remaja tidak diberikan edukasi dasar tentang pola konsumsi makanan sehat untuk mencegah penyakit tidak menular, maka dikhawatirkan akan terjadi peningkatan kasus penderita penyakit tidak menular seperti obesitas, hipertensi, jantung, kanker dan diabetes pada remaja di Kota Semarang.

Keseruan Sarapan Bersama

Meski kehadiran program PITERPAN di SMPN 22 merupakan yang terakhir dari 16 sekolah yang telah dilakukan sebelumnya, namun tidak menyurutkan antusias siswa sama sekali, terbukti pada saat senam pagi bersama semua siswa dan guru bersuka ria.

Belum lagi pada sesi sarapan bersama. Masing-masing siswa membawa bekal dari rumah, tentunya berisikan menu sehat seperti sayur, protein nabati atau hewani dan buah-buahan.

Dengan beralaskan tikar di tengah lapangan sekolah, mereka lahap menyantap sarapan masing-masing. Dan ini jadi pemandangan yang sangat luar biasa.

“Nah ayo tepak makannya dibuka. Biar kelihatan menunya apa aja nih?,” ujar si pembawa acara melalui pengeras suara.

“Lah itu tumis kangkung, mesti enak itu. Loh-loh ini lengkap banget isinya malah bukan sarapan ini tapi piknik…,” gurau pembawa acara kepada salah seorang siswi.

Masih belum puas, si pembawa acara menanyakan kepada siswa, apakah ada yang membawa buah khas Gunung Pati,

“Biasanya Gunung Pati itu identik dengan duren. Ada yang bawa gak?,” teriaknya.

Dan tiba-tba seorang siswi mengangkat tepak transparan berisi beberapa potong durian.

“Hahaha, bener toh… Lah ini baru warga asli Gunung Pati,” serunya.

Kegembiraan ini tentunya dirasakan oleh seluruh siswa, guru dan undangan yang hadir dalam kegiatan tersebut.

“Alhamdullilah, kami dipercaya sebagai tuan rumah dalam PITERPAN kali ini dan semoga anak-anak kedepannya bisa lebih paham tentang sarapan yang sehat dan juga pembiasaan hidup sehat,” ujar Rini Rusmiasih, Kepala SMP Negeri 22.

Kepala SMPN 22 Semarang, Rini Rusmiasih saat menyampaikan kegembiraannya terkait kegiatan PITERPAN yang dilaksanakan, Semarang 28/11/2023. (Sapto).

Meski begitu, dirinya tidak menampik jika masih ada siswa yang masih enggan untuk mengkonsumsi sayur.

“Ya anak-anak ini kalau makan bawa bekal kalau dengan sayur itu kurang semangat makannya. Tapi dengan edukasi hari ini anak-anak bisa lebih paham bagaimana sarapan yang sehat,” imbuhnya.

Hal senada juga diugkapkan Gita Citra, siswi kelas 8E. Bagi Gita kegiatan semacam ini sangat menyenangkan.

“Senang sekali bisa senam bersama, sarapan bersama, terus dapat edukasi dari Dinas Kesehatan tentang cara hidup sehat dan semoga event kaya gini bisa diadakan lagi kedepannya,” ujarnya.

Usai sarapan bersama, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian tablet vitamin penambah darah yang sangat bermanfaat bagi remaja putri, antara lain untuk menjaga kemampuan berpikir, fase tumbuh kembang, menambah kebutuhan zat besi, dan juga mencegah anemia agar terhindar dari resiko penyakit organ reproduksi yang dapat mengakibatkan stunting pada anak yang akan dilahirkan.

Edukasi Kesehatan yang Bermanfaat Bagi Siswa

Tidak sampai disitu, kegiatan edukasi kesehatan untuk para siswa masih berlanjut di setiap kelas. Masing-masing materi dibawakan oleh personel yang berkompeten di bidangnya. Beberapa pihak yang ikut hadir memberikan materi antara lain dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, Puskesmas Gunung Pati, Universitas Katolik Soegijapranata, dan sejumlah pihak terkait lainnya.

Materi yang disajikan pun sangat menarik, karena berkaitan dengan situasi yang sedang terjadi  di masyarakat, selain materi yang jadi pokok utama. Diantaranya soal nyamuk Wolbachia dan kesehatan mental pada remaja.

Program nyamuk Wolbachia sendiri di Kota Semarang sudah berjalan sejak bulan September 2023 lalu. Dinas Kesehatan Kota Semarang mentargetkan pada 2024 nanti, program nyamuk Wolbachia bisa terlaksana di seluruh wilayah kota Semarang. Nyamuk Wolbachia ini sendiri diyakini dapat mengurangi resiko demam berdarah.

Tak kalah penting dari nyamuk Wolbachia, materi kesehatan mental atau yang kerap disebut-sebut oleh remaja sekarang sebagai mental health education, jadi hal yang sangat penting bagi para siswa terlebih dengan situasi seperti saat ini. Dan Sutriya salah seorang tenaga kesehatan dari Puskesmas Gunung Pati dipercaya membawakan materi tersebut.

“Remaja usia sekolah SMP seperti ini tuh bisa dikatakan masih sangat lemah mentalnya. Karena mereka merasa sedikit-sedikit kok aku begini, begitu, dan akhirnya mereka lelah jadi mereka butuh konsultasi dan mereka butuh mengexplore apa yang mereka rasakan saat ini,” ujar Sutriya.

Sutriya mengatakan jika dirinya sempat menemui remaja yang memiliki keinginan mengakhiri hidupnya karena tekanan yang dirasakan.

“Sejak ada kasus yang sangat memprihatinkan di Semarang beberapa waktu lalu, remaja yang datang konseling ke kami semakin meningkat terutama untuk anak-anak sekolah. Mereka datang ke Puskesmas Gunung Pati dan mengaku mengalami gangguan dan merasa hidupnya tak lagi berguna, jadi mereka butuh pendampingan,” imbuhnya.

Sutriya mengaku saat ini dirinya sangat terbantu dengan adanya kader-kader konseling kesehatan jiwa yang tersebar di sejumlah desa yang selalu berkoordinasi dengan Puskesmas Gunung Pati, terlebih untuk urusan kesehatan mental pada remaja.

Exit mobile version