DEMAK, semarangnews.id – Upaya perbaikan jebolnya tanggul sungai Wulan yang mengakibatkan banjir di wilayah kabupaten Demak dan sekitarnya terus dilakukan. Rencananya pada Rabu ini (20/3/2024) pengerjaan dapat diselesaikan.
Hal tersebut diungkapkan Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bob Arthur Lambogia saat meninjau lokasi di desa Ketanjung, kecamatan Karanganyar, kabupaten Demak pada Selasa sore (19/3/2024).
”Rencananya kami tutup dulu tanggul ini, agar supaya air yang masuk ke arah kabupaten Demak dapat kita hambat, dan setelah itu kami akan melakukan pemompaan air di daerah Demak. Targetnya itu besok (Rabu 20 Maret), besok kami usahakan selesai,” ujarnya.
Lebih lanjut Bob menyampaikan, pengerjaan akan berjalan sesuai rencana jika didukung oleh kondisi cuaca.
“Mudah-mudahan cuaca bagus seperti saat ini kita progresnya akan cepat,” jelasnya.
Untuk bahan material penutupan tanggul sendiri menurutnya, menggunakan tanah yang ada disekitar wilayah tersebut.
“Karena ini darurat, kita tangani, kita ambil tanah-tanah yang ada disekitar ini kemudian kita masukan ke dalam jumbo bag, kemudian kita tutup. Namun sebelum masukan jumbo bag kita harus pancang, kita pakai SSP (Steel Sheet Pile), agar semakin kuat,” ungkap Bob.
Dari sekitar 30 meter panjang tanggul yang jebol, sekitar 15 meter dengan kedalaman 5 meter telah terselesaikan.
Rencananya setelah tanggul yang jebol berhasil ditutup, akan dilakukan penguatan dengan mempertebal dan menambah ketinggian tanggul.
“Sesudah ditutup kami akan perkuat, kami masih tutup secara darurat juga, nanti kami akan pertebal tanggulnya dan kami akan tinggikan tanggulnya,” pungkas Bob.
Pengerjaan perbaikan tanggul menurut Bob, memerlukan tingkat kadar air tertentu agar pemadatan jadi lebih optimal.
”Mengerjakan tanggul itu harus kering, harus sesuai kadar air tertentu baru kita bisa melakukan pemadatan. Yang kita kerjakan kemarin kan darurat sifatnya, material kita drop kita taruh alat di atas sudah padat, tapi itu belum mencapai kepadatan seperti syarat sebuah tanggul,” jelasnya.
Sehingga nanti, lanjut Bob, pada saat pengerjaan permanen di musim kemarau, pihaknya akan membuat kisdam terlebih dahulu agar area tanggul benar-benar kering, sehingga pemadatan di tiap lapisan dapat dilakukan sesuai target yang direncanakan dan dapat dibuktikan dengan pengujian kepadatan di laboratorium.
“Untuk jangka panjang agar tidak terulang lagi kejadian semacam ini, kita segera buatkan yang permanen. Tapi menunggu di musim kemarau agar supaya tanah tidak basah pada saat kita melakukan pemadatan tanggul,” imbuhnya.
Setelah perbaikan tanggul selesai, rencananya akan dilakukan pemompaan air di wilayah yang tergenang banjir, dengan target waktu sekitar empat hari.
”Targetnya harus tutup ini dulu baru pompa kami optimalkan. Sekarang ada 11 unit pompa yang standby dan bisa kita fungsikan. Kalau periode kemarin dengan genangan yang sama kita melakukan pemompaan kurang lebih empat hari,” pungkas Bob.
Sementara itu Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Harya Muldianto yang ikut meninjau lokasi pengerjaan tanggul tersebut mengatakan, lebih dari seribu hektar wilayah di kabupaten Demak tergenang banjir dengan kedalaman rata-rata 1,5 hingga 2 meter.
“Tapi efek genangannya itu kurang lebih sekitar 1400 hektar,” ujar Harya.
Berdasarkan laporan BPBD pada Senin 19 Maret, setidaknya 89 desa di 11 Kecamatan di kabupaten Demak terendam banjir dan sekitar 93.149 jiwa terdampak, 22.725 jiwa diantaranya terpaksa mengungsi, akibat jebolnya tanggul sungai Wulan untuk kedua kalinya pada Minggu 17 Maret lalu.