SEMARANG, semarangnews.id – Sejumlah anak penderita sumbing bibir dan langit-langit, Minggu pagi (19/5/2024), mendapatkan layanan operasi gratis di RS. Cepoko Gunungpati kota Semarang.
Kegiatan bakti sosial ini merupakan hasil kerjasama Yayasan Permata Sari dengan RS. Cepoko yang bertujuan untuk membantu warga tak mampu.
“Kalau di kota Semarang itu memang kurang (pasien bibir sumbing), biasanya itu dari daerah pedesaan, karena mereka kan kebanyakan dari keluarga kurang mampu,” ujar Ketua Yayasan Permata Sari, Endang Sri Sarastri.
Endang mengatakan, kurangnya asupan gizi menjadi faktor penyebab terjadinya kelainan pada bibir ataupun langit-langit.
“Jadi asupan gizi itu kurang diperhatikan, dan biasanya waktu hamil itukan muntah-muntah, nah dia tidak berusaha untuk makan kembali, padahal 3 bulan pertama hamil itu makanan harus bagus,” jelasnya.
Di tri semester pertama asupan gizi yang optimal sangat diperlukan bagi pertumbuhan organ tubuh janin sehingga resiko kelainan organ pada janin seperti sumbing bibir dan langit-langit dapat dihindari.
Sejak tahun 2000 Yayasan Permata Sari telah banyak melakukan operasi sumbing bibir dan langit-langit di sejumlah kabupaten dan kota di Indonesia.
Meski saat ini jumlah penderita sumbing bibir dan langit-langit semakin berkurang, namun tak menyurutkan semangat Yayasan Permata Sari untuk tetap memberikan layanan operasi gratis kepada masyarakat kurang mampu.
Sementara itu, Anang Budi Utomo, komisaris RS. Cepoko mengungkapkan, pada penderita sumbing bibir dan langit-langit biasanya mengalami sejumlah permasalahan antara lain kesulitan berbicara, makan, hingga mengganggu perkembangan psikologis anak.
Karenanya pada pagi itu, ditemani orang tua dan keluarga, anak-anak penderita sumbing bibir dan langit-langit dari kota Semarang serta sejumlah daerah di Jawa Tengah, datang untuk mengikuti operasi gratis tersebut.
“Jadi intinya kami baru menjaring 17 pasien awalnya, tapi kemudian sampai hari H nya, yang hadir, karena kita minta dateng hari Sabtu kemarin yang hadir 12 (daftar ulang),” ujar Anang.
Dari 12 pasien tersebut, lanjut Anang, dilakukan skrining dan 2 pasien diantaranya dinyatakan belum dapat mengikuti tindakan operasi karena pertimbangan kesehatan.
“Jadi yang 10 sudah berproses, jadi tadi sudah ada yang selesai di operasi dan saat ini ada di kamar rawat inap, karena masih membutuhkan pengawasan,” jelas Anang.
“Operasi sumbing bibir dan langit-langit ini merupakan operasi estetik dan rekonstruksi, sehingga membutuhkan pengawasan seksama dari tim medis yang melakukan tindakan operasi tersebut,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Rustini, ibu salah seorang pasien asal Wonosobo, merasa senang karena anaknya mendapatkan layanan operasi bibir sumbing gratis.
“Rasane kulo seneng bukan main nggeh, kakake tertolong,” ungkapnya.
Rustini mengaku jika saat kehamilan dirinya tidak mengetahui sang anak menderita kelainan.
“Kulo mboten ngertos niku pas hamile ngeten niki,” ujar Rustini.
Selain memberi kebahagiaan, operasi bibir sumbing yang dilakukan tersebut memberi harapan baru bagi Rustini dan sang anak.
“Harapane nggeh larene tambah ceria, nopo meleh langit-langite pun saget di operasi, njuk saget matur kaleh kanca-kancane,” pungkasnya.
Dalam kegiatan baksos tersebut turut hadir, Direktur RS. Cepoko M. Ridwan, dan sejumlah perwakilan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kota Semarang, Dinkes kota Semarang serta Dinsos kota Semarang.