SEMARANG, semarangnews.id – Lebih dari dua ratus siswa sekolah menengah atas dan kejuruan, serta perguruan tinggi dari kota Semarang mengikuti Seminar Sosialisasi Kesehatan Mental Remaja yang diselenggarakan oleh Rotary District 3420, Jumat siang (26/7/2024).
Acara yang diadakan di ruang multimedia SMA Negeri 3 ini, merupakan salah satu bentuk kepedulian Rotary District 3420 terhadap sejumlah permasalahan kesehatan mental yang belakangan kerap dialami remaja dan berdampak negatif.
Dyah Anggraeni selaku District Governor Elected menyampaikan, jika kesehatan mental di kalangan remaja saat ini menjadi isu yang tak kalah penting di masyarakat.
“Alhamdullilah siang ini kami ingin menyampaikan tentang awareness kesehatan mental karena memang isu kesehatan mental saat ini sedang banyak dibicarakan,” ujarnya.
“Nantinya dari kegiatan ini kita akan melakukan pelatihan kepada 100 peserta terpilih untuk menjadi duta kesehatan mental bekerjasama dengan Universitas Diponegoro,” imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan District Governor Suzana Chandra. Dalam sambutannya ia menyampaikan tujuan Rotary menyelenggarakan seminar tersebut didasari keinginan melakukan lebih dari pada yang bisa dilakukan terhadap diri sendiri.
“Kami ingin kalian menjadi generasi muda yang sehat yang akan berdiri menggantikan kami-kami disini mengusahakan perdamaian dunia, melakukan kegiatan kemanusiaan dan sebagainya, so alangkah bagusnya mental kalian sejak dini sudah terjaga,” pungkasnya.
Dua pembicara berpengalaman dihadirkan langsung dalam seminar tersebut antara lain, dr. Alfiati Fitrikasari Sp.KJ, psikiater di RS. Telogorejo dan Patrick Y Pristantyo, psikolog sekaligus dosen Universitas Soegijapranata.
Membuka sesi pertama dr. Alfiati menyampaikan bagaimana diri kita mampu mengenali gejala-gejala terganggunya kesehatan mental.
Lebih jauh ia menyampaikan saat ini banyak layanan konseling online yang dapat membantu para remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental untuk dapat mengatasi permasalahan yang dialaminya.
Tiba dalam sesi tanya jawab, salah seorang peserta bertanya bagaimana cara mengubah masalah yang dihadapi menjadi motivasi.
Secara lugas dan sederhana, dr. Alfiati menjawab pertanyaan tersebut.
“Ya kita harus sering berlatih berpikir positif, dan kedua kita harus punya dasar religi untuk berpikir positif dan kita juga bisa meminta bantuan pihak lain untuk problem solving,” ujar dr. Alfiati.
Di tengah acara DG. Suzana ikut mengajukan pertanyaan kepada dr. Alfiati soal menumbuhkan empati di kalangan remaja.
“Belajar empati itu sulit ya. Jadi harus berawal dari row model di rumah. Jadi agak sulit. Harus dari TK, SD, sudah diajarkan untuk berempati terhadap sesama. Memang itu dari dasar, tapi kita harus tetap optimis,” jawab dr. Alfiati.
Suasana seminar semakin meriah di sesi kedua saat psikolog Patrick membawakan materi find the hidden treasure.
Dengan gaya yang menyenangkan Patrick berhasil memberikan semangat bahagia kepada seluruh peserta yang hadir.
Dan tak ketinggalan Patrick menyampaikan penghargaan untuk anggota Rotary yang telah banyak melakukan hal positif bagi sesama.
“Saya ingin menyampaikan apresiasi yang tertinggi kepada teman-teman Rotarian, dengan segala pengabdiannya,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Patrick juga menyinggung soal sudah bahagiakah dengan diri kita sendiri saat ini? Dan apa penentu kebahagiaan individu?
Dan tentunya hal tersebut dijawab optimis oleh sebagian besar peserta.
Selain itu, Patrick juga menyinggung soal kebiasaan membandingkan, yang menjadi faktor perusak kebahagiaan seseorang.
“Ternyata teknologi berkontribusi menimbulkan kecemasan, banyak perempuan membandingkan fisiknya dengan penampilan perempuan yang ia lihat di media sosial,” jelasnya.
Di akhir acara, Patrick mengajak peserta melakukan butterfly terapi dengan menepuk pundak sendiri dan mengucapkan terimakasih kepada diri sendiri.
Baca juga: Hand Over Ceremony Rotary Club Area Semarang, Pati dan Kudus Berlangsung Meriah