Site icon semarangnews.id

Dukung Program ‘Wingko Semarang’, Warga RT 05 RW 10 Purwoyoso Ngaliyan Siap jadi Orang Tua Asuh Wolbachia

PKK RW 10PKK RW 10

Ibu-ibu PKK RT 05 RW 10 kelurahan Purwoyoso kecamatan Ngaliyan sedang mendengarkan sosialisasi dari DKK Semarang terkait nyamuk Wolbachia, Semarang 22/10/2024. (Selly).

SEMARANG, semarangnews.id – Sejumlah ibu-ibu PKK dari RT 05 RW 10 kelurahan Purwoyoso kecamatan Ngaliyan mendapatkan sosialisasi dari Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, terkait program Wingko Semarang atau Wolbachia Ing Kota Semarang, Selasa malam (22/10/2024), dalam rangka pencegahan sekaligus penanggulangan demam berdarah.

Dalam sosialisasi tersebut petugas koordinator lapangan DKK Semarang memastikan jumlah calon OTA (Orang Tua Asuh) yang akan bertanggung jawab menjaga ember berisikan telur nyamuk Aedes yang telah disuntikan bakteri Wolbachia.

“Jadi ibu-ibu nanti yang menentukan siapa yang bakal jadi OTA itu bukan dari bu RW atau RT ya, melainkan nanti akan ditentukan melalui satelit, karena nanti ditentukan titik penitipan ember sesuai sistem peta satelit yang kita miliki,” ujar Malinda salah seorang petugas koordinator lapangan dihadapan ibu-ibu PKK yang hadir.

Malinda petugas koordinator lapangan DKK Semarang menjelaskan kepada ibu-ibu PKK RT 05 RW 10 Purwoyoso, soal program ‘Wingko Semarang’ atau nyamuk Wolbachia, Semarang 22/10/2024. (Selly).

“Nanti perhitungannya berdasarkan radius 50 kali 50 meter, karena radius terbang nyamuk hanya 100 meter,” imbuhnya.

Ember-ember tersebut nantinya akan dititipkan selama 6 hingga 8 bulan ke depan, dan selanjutnya akan ada petugas yang memeriksa nyamuk dari ember tersebut.

“Sewaktu-waktu akan ada petugas yang melakukan pengecekan untuk mengevaluasi ember-ember tadi agar selalu terjaga dan terhindar dari matahari siang hari, hujan angin dan jangkauan anak-anak,” jelas Malinda.

Cara reproduksi nyamuk ber-Wolbachia. (Foto: bundafinaufara.com)

Hal senada juga disampaikan Astika, yang juga petugas penyuluh DKK Semarang jika nantinya akan ada sekitar 9 OTA di RT 05 dan 70 orang di RW 10 BPI Ngaliyan.

“Ini sesuai perhitungan peta satelit akan ada sekitar 76 orang tua asuh di RW 10 mas, yang akan bertanggung jawab terhadap ember-ember yang berisikan telur nyamuk aides yang telah diisikan bakteri Wolbachia,” ujarnya.

Meski ada kekhawatiran terjadi penolakan seperti di sejumlah wilayah lain sebelumnya, namun Astika optimis jika RT 05 RW 10 akan mendukung penuh program tersebut.

“Ya selama ini yang jadi kendala itu penolakan dari warga, karena sekarang itu banyak beredar berita hoax di media sosial tentang program Wolbachia ini,” jelas Astika.

Saat ini, sejumlah rumor beredar yang menyebut telur-telur tersebut dimasukan benda asing yang beresiko membahayakan warga jika nanti menetas menjadi nyamuk.

“Yang dimasukan ke telur nyamuk Aedes itu bakteri Wolbachia yang berasal dari lalat buah. Nah Wolbachia sendiri di alam berfungsi sebagai parasit untuk serangga. Jadi kalau ada yang bilang dimasukan chip-chip berbahaya, itu gak benar, hoax itu,” ungkap Astika.

Diharapkan nyamuk Aides yang semula membawa virus Dengue nantinya tidak lagi membawa virus Dengue melainkan akan membawa bakteri Wolbachia, yang tidak akan menyebabkan demam berdarah.

dr. Dyah Anggraeni, M.Kes, Sp.PK, bersama rekan-rekan PKK RT 05 RW 10 Purwoyoso Ngaliyan usai mendengarkan sosialisasi program ‘Wingko Semarang’, Semarang 22/10/2024. (Selly).

Sementara itu, dr. Dyah Anggraeni, Ketua RT 05 RW 10 sekaligus pemilik CITO Laboratorium menilai, jika program ‘Wingko Semarang’ ini merupakan terobosan yang baik dalam hal pencegahan penyakit demam berdarah.

“Alhamdulillah ya kita mendapatkan salah satu alternatif ya setelah kebersihan lingkungan, dan vaksinasi demam berdarah. Jadi untuk pemberantasan demam berdarah memang sangat kita fokuskan mengingat kasusnya sangat tinggi dan masih cukup fatal ya,” ungkapnya usai kegiatan.

Dyah berharap dengan adanya program ‘Wingko Semarang’ tersebut, warganya akan bersemangat untuk menjadi orang tua asuh.

“Ya semoga warga RT 05 RW 10 kelurahan Purwoyoso perumahan BPI Ngaliyan bersemangat menjadi orang tua asuh bagi telur-telur Aedes yang telah dimasukan bakteri Wolbachia,” pungkasnya.

Gambaran nyamuk baik Wolbachia dan yang bukan. (Foto: bundafinaufara,com)

Sebelumnya program ‘Wingko Semarang’ atau Wolbachia Ing Kota Semarang telah dilaksanakan di empat kecamatan, antara lain Banyumanik, Mijen, Gunungpati dan Tembalang.

Dari empat wilayah kecamatan tersebut, keberadaan nyamuk Aedes yang mengandung bakteri Wolbachia terbukti cukup efektif menekan populasi nyamuk Aedes pembawa virus Dengue atau deman berdarah.

Exit mobile version