KENDAL, semarangnews.id – Dalam balutan seragam kepolisian, siapa sangka sosok Aiptu Maryono, anggota Polsek Pegandon Polres Kendal, juga menjadi figur teladan bagi anak-anak Desa Margomulyo, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal. Di sela tugasnya sebagai Pemangku Sementara Kepala Seksi Umum (PS. Kasium), ia selalu meluangkan waktu setiap malam untuk membimbing anak-anak mengaji di Mushola Ayub bin Ali, RT 06 RW 02.
Selepas salat Maghrib hingga Isya, suasana mushola menjadi ramai oleh tawa ceria dan semangat puluhan santri kecil. Dengan penuh kesabaran, Aiptu Maryono membimbing mereka membaca Al-Qur’an, mengenalkan huruf hijaiyah, hingga memahami nilai-nilai Islam. Tak hanya menjadi guru, ia juga menjadi teladan kedisiplinan dan pengabdian bagi anak-anak dan masyarakat setempat.
Inspirasi dari Sang Polisi Guru Ngaji
Kepala Desa Margomulyo, Sujarno, mengungkapkan rasa bangganya atas kiprah Aiptu Maryono.
“Pak Maryono bukan hanya polisi yang menjaga keamanan desa, tapi juga pahlawan bagi anak-anak di sini. Dedikasinya mengajarkan agama adalah sesuatu yang luar biasa,” ujar Sujarno.
Bagi Maryono, kegiatan ini adalah panggilan hati.
“Mengajar ngaji adalah bagian dari pengabdian saya, tidak hanya kepada masyarakat, tetapi juga kepada Allah. Saya ingin anak-anak desa ini tumbuh dengan akhlak yang baik dan bekal agama yang kuat,” ungkapnya.
Membangun Moral Anak Bangsa
Antusiasme para santri menunjukkan betapa pentingnya peran Maryono dalam membangun karakter generasi muda. Bagi mereka, Maryono tidak hanya seorang guru, tapi juga inspirasi.
“Pak Maryono selalu sabar dan menyenangkan saat mengajar. Kami senang belajar dengan beliau,” ujar salah satu santri kecil.
Kisah Maryono juga menjadi penyemangat bagi warga lainnya. Kehadirannya menunjukkan bahwa pengabdian seorang anggota kepolisian tak terbatas hanya pada tugas menjaga keamanan, tetapi juga menyentuh nilai-nilai sosial dan spiritual.
Teladan untuk Masyarakat
Apa yang dilakukan Aiptu Maryono adalah contoh nyata bahwa setiap orang dapat memberikan kontribusi lebih bagi lingkungannya. Di tengah kesibukan menjalankan tugas negara, ia tetap hadir sebagai pembimbing bagi anak-anak di desanya, memberikan bekal ilmu agama untuk masa depan mereka.
Kisah inspiratif ini menjadi pengingat bahwa membangun bangsa tidak hanya dilakukan melalui jabatan formal, tetapi juga lewat tindakan kecil yang menyentuh hati dan memberikan dampak besar bagi masyarakat. Terima kasih, Aiptu Maryono, atas pengabdian yang penuh makna.