BOYOLALI, semarangnews.id – Tim Transisi Ngopeni Ngelakoni telah mengumpulkan 136 usulan program setelah bekerja selama dua bulan terakhir. Rekomendasi tersebut berasal dari berbagai pertemuan, termasuk Rembug Ngopeni Ngelakoni yang digelar pada 1-2 Februari 2025. Rembug ini melibatkan diskusi dengan pimpinan partai politik, akademisi, tim pemenangan, serta relawan.
Ketua Tim Transisi, Dr. Zulkifli Gayo, mengungkapkan bahwa program-program yang terkumpul telah dikategorikan sesuai janji politik pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen. Isu-isu utama yang menjadi perhatian mencakup infrastruktur, kemiskinan, peningkatan ekonomi, kesejahteraan sosial, hingga reformasi birokrasi.
Meski program telah dikerucutkan, pekerjaan Tim Transisi belum selesai. Mereka masih harus berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Jateng agar seluruh dokumen program dapat masuk ke dalam perencanaan pembangunan, terutama dalam penyusunan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah).
Selain membahas program pembangunan, Rembug Ngopeni Ngelakoni juga menjadi momen pembubaran Tim Pemenangan. Namun, peran relawan tidak berhenti begitu saja. Mereka tetap akan mengawal program-program pemerintah selama lima tahun ke depan.
Dalam forum ini, Ahmad Luthfi menegaskan pentingnya menyerap aspirasi dari berbagai elemen masyarakat. Sebanyak 35 rektor dan direktur perguruan tinggi diundang untuk menyumbangkan ide dalam membangun Jawa Tengah, termasuk dari Undip, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Udinus, dan Polines. Bahkan, dalam tiga bulan ke depan, Pemprov Jateng menargetkan adanya MoU dengan perguruan tinggi untuk mengintegrasikan program pemerintah dengan keunggulan masing-masing kampus.
Usulan dari relawan juga menjadi perhatian utama. Hadir dalam acara ini koordinator dari 362 kelompok relawan dan 16 komunitas yang tersebar di 35 kabupaten/kota. Beberapa aspirasi yang disampaikan antara lain peningkatan kesejahteraan guru dan penanganan banjir dari relawan Kendal, stabilisasi harga tembakau dan pengadaan irigasi sekunder dari Temanggung, serta normalisasi muara sungai, bedah kapal nelayan kecil, dan beasiswa anak-anak nelayan dari komunitas nelayan.
Komunitas disabilitas turut menyampaikan permintaan terkait aksesibilitas yang lebih baik di perkantoran dan fasilitas publik. Mereka juga mengusulkan agar desa mengalokasikan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk pemberdayaan penyandang disabilitas.
Di sisi lain, pegiat lingkungan sungai, Danang Heri Subiyantoro, menyoroti persoalan mendesak terkait sampah, limbah industri, dan bencana hidrometeorologi yang kerap menyebabkan banjir. Ia mengapresiasi langkah Ahmad Luthfi dalam menampung aspirasi masyarakat dan berharap kebijakan yang diambil akan berpihak pada lingkungan.
Dengan berbagai masukan ini, diharapkan program-program yang dirancang dapat menjawab kebutuhan masyarakat dan membawa perubahan nyata bagi Jawa Tengah.