Sejumlah siswa peserta Kirab Dugder SMPN 14 membawa arak-arakan Warak Ngendog, Semarang 26/2/2025. (Istimewa).
SEMARANG, semarangnews.id – Menyambut bulan suci Ramadan 1446 H, SMP Negeri 14 Semarang kembali menggelar tradisi tahunan Kirab Dugder, Rabu (26/2/2025).
Acara yang berlangsung meriah ini melibatkan seluruh siswa, guru, serta tamu undangan dengan mengusung tema ‘Mari Sucikan Hati untuk Menyambut Bulan yang Suci.’
Kirab Dugder tahun ini menjadi lebih istimewa dengan kehadiran Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Dr. Bambang Pramusinto, S.H., S.IP., M.Si., yang secara simbolis membuka acara dengan menabuh bedug Kiai Sapu Jagad.
Sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya lokal, SMPN 14 Semarang mengemas festival ini dengan nuansa tradisional, dan busana adat khas Semarangan.
Kegiatan ini tentu saja bertujuan untuk mengenalkan siswa pada kearifan budaya lokal, menumbuhkan kecintaan terhadap budaya daerah, serta menanamkan nilai-nilai religius dalam menyambut Ramadan.
Sebelumnya festival dimulai dengan apel pagi, di mana sejumlah guru memerankan tokoh penting dalam tradisi Dugderan Kota Semarang.
Kepala sekolah Didik Teguh Prihanto, M.Pd. berperan sebagai Kanjeng Raden Mas Tumenggung Arya Purbaningrat, sementara beberapa guru lainnya memerankan ulama, prajurit, dan tokoh adat.
Salah satu momen menarik dalam festival ini adalah pawai Dugderan antar kelas. Setiap kelas menampilkan kreativitas mereka dengan membawa MMT, bendera merah putih, musik tradisional, busana adat, serta yel-yel yang cukup menarik perhatian penonton.
Acara tersebut juga dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni seperti, rebana modern El-Hida dengan syair Ya Ramadhan, tari Warak Dugder, dan tari Jaranan.
Puncak acara ditandai dengan pemukulan bedug dan doa bersama, dilanjutkan dengan kirab Dugderan mengelilingi sekolah. Pawai ini semakin semarak dengan lantunan shalawat dari grup rebana El Hida Spatlas serta kehadiran pohon manggar, yang menjadi ikon khas Dugderan Semarang.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang mengapresiasi upaya SMPN 14 dalam menjaga tradisi Dugderan sebagai warisan budaya. Beliau menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai sarana edukasi bagi generasi muda.
“Kirab budaya tradisi dugder ini merupakan salah satu budaya tradisi leluhur yang masih sampai sekarang ini bisa kita rawat adalah dugderan,” ujar Bambang.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 14 Semarang, Didik Teguh Prihanto, menyampaikan jika acara tersebut terlaksana dengan baik berkat dukungan semua pihak diantaranya paguyuban.
“Ya ini semua bisa terlaksana dengan baik tentu salah satunya berkat dukungan dari paguyuban ya. Jadi mereka antar kelas itu kompetisinya sangat bagus, karena akan diambil tampilan terbaik dari masing-masing jenjang,” ujar Didik.
Lebih lanjut Didik mengungkapkan bahwa ada nilai – nilai kebersamaan yang harus tetap dijunjung oleh para siswa seperti yang disimbolkan oleh makhluk mitologi Warak Ngendog yang menjadi icon kota Semarang.
“Dipembukaan acara kami menjelaskan mengapa ada Warak Ngendog, nah Semarang ini terbangun dari tiga ras yang harus saling bergerak bersama yakni Jawa, Arab dan Tionghoa atau Cina,” imbuhnya.
Kirab Dugder di SMPN 14 Semarang tak hanya menjadi sebuah perayaan menyambut Ramadan, melainkan juga menjadi ajang Gelar Karya P5 siswa sebagai bentuk nyata dari upaya melestarikan tradisi serta menanamkan nilai-nilai budaya dan keagamaan kepada para siswa.