Deklarasi dukungan usulan RM Margono Djojohadikusumo menjadi pahalwan nasional, Semarang 20/3/2025. (Selly).
SEMARANG, semarangnews.id – Upaya pengusulan RM Margono Djojohadikusumo sebagai Pahlawan Nasional semakin matang dengan digelarnya Seminar Jejak Perjuangan RM Margono Djojohadikusumo bagi Republik Indonesia di UTC Convention Hotel, Kamis sore, (20/3/2025).
Usulan ini berawal dari Paguyuban Seruan Eling Banyumas (Serulingmas), yang terus menginisiasi pengakuan nasional bagi sosok RM Margono Djojohadikusumo.
Menurut Wakil Ketua Umum Serulingmas, Mayjen TNI (Purn) Wuryanto, pihaknya telah melakukan serangkaian seminar, termasuk di Purwokerto pada 18 Maret lalu, dan akan menggelar seminar nasional di Jakarta pada April 2025 mendatang.
“Karena beliau putra daerah, kami membaca, mempelajari, dan melihat seluruh jejak perjuangannya. Beliau memang sangat layak diusulkan sebagai Pahlawan Nasional,” kata Wuryanto.
Peran Strategis RM Margono dalam Sejarah Indonesia
Dalam seminar ini, Prof. Alamsyah dari Universitas Diponegoro (UNDIP) menjelaskan bahwa pengusulan RM Margono Djojohadikusumo, sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2009. Meski bukan pejuang yang berkonfrontasi fisik dengan Belanda, perjuangannya dilakukan melalui pendekatan soft approach, terutama dalam bidang politik dan ekonomi.
Sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA), RM Margono Djojohadikusumo memberikan nasihat penting bagi pemerintah. Bahkan, ia memiliki andil besar dalam membangun sistem perbankan nasional dengan mendirikan Bank Negara Indonesia (BNI), bank pertama di Indonesia.
“Ketika beliau fokus pada pembentukan bank sentral dan Bank Indonesia, itu sebenarnya di luar tugas utamanya sebagai Ketua DPA. Namun, kontribusinya dalam membangun ekonomi Indonesia sangat luar biasa,” ujar Prof. Alamsyah.
Sementara itu, Dr. Saiful Amin dari Universitas Negeri Semarang (UNNES) menekankan pentingnya membawa pengakuan RM Margono Djojohadikusumo ke tingkat nasional. Menurutnya, jangan sampai sosoknya hanya dikenal di Banyumas, karena perjuangannya memberikan dampak luas bagi Indonesia.
“Kita harus melihat bagaimana nilai-nilai perjuangan beliau masih relevan dengan kondisi masyarakat dan generasi muda saat ini. Sayangnya, pendidikan sejarah kita jarang menyebutkan namanya dalam buku-buku pelajaran. Ini tantangan bagi kita semua,” kata Dr. Saiful.
“Jadi anak-anak muda harus bisa membuat dan memperkenalkan kiprah RM Margono Djojohadikusumo secara kekinian sesuai perkembangan saat ini. Bisa melalui media digital seperti tiktok instagram dan sebagainya. Saya rasa itu akan lebih mengena dan mudah diterima generasi muda, selain memang melalui kurikulum pendidikan,” imbuhnya.
Tepis Isu Penggiringan Opini Politik
Terkait kekhawatiran bahwa pengusulan RM Margono Djojohadikusumo sebagai Pahlawan Nasional dikaitkan dengan hubungan keluarganya dengan Presiden Prabowo Subianto, Wuryanto menegaskan bahwa hal itu tidak tepat.
“Proses pengajuan gelar pahlawan tidak mudah. Penyusunan naskah akademik membutuhkan waktu lama, diawali dengan diskusi, sarasehan, dan penelusuran jejak perjuangan beliau. Ini murni didasarkan pada kontribusinya, bukan faktor politik,” tegasnya.
Saat ini, tercatat ada 206 Pahlawan Nasional, dengan 30 di antaranya berasal dari Jawa Tengah. Seminar ini bertujuan untuk membawa pengakuan RM Margono Djojohadikusumo dari sekadar pahlawan kultural di keluarganya menjadi pahlawan nasional yang diakui negara.
Paguyuban Serulingmas berkomitmen memastikan bahwa nilai-nilai perjuangan RM Margono Djojohadikusumo dapat diwariskan kepada generasi muda. Dengan demikian, jejak perjuangannya dalam membangun ekonomi Indonesia tetap dikenang dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus.
Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Dede Indraswara salah sorang peserta seminar, mahasiswa fakuktas hukum UNNES (Universitas Negeri Semarang).
“Secara anak muda kami ingin bahwa pahlawan-pahlawan terkhusus dari Jawa Tengah bisa menjadi teladan tidak hanya untuk Jawa Tengah melainkan seluruh Indonesia,” ujar Dede.
Dan soal anggapan bahwa pengusulan tersebut menjadi ajang aji mumpung, dirinya menganggap tidak tepat.
“Rasa-rasanya jika dikatakan aji mumpung itu tidak benar karena ini semua berdasarkan data, fakta dan itu benar-benar ada dan nyata,” pungkasnya.