Site icon semarangnews.id

Mata TV Produksi Film Horor Pertama, Libatkan Artis Lokal Bayu Ramli

Bayu RamliBayu Ramli

Bayu Ramli bersama tim produksi MATA TV saat produksi film Kuntilanak Muka Hancur. (Istimewa).

SEMARANG, semarangnews.id — Di balik rimbunnya hutan dan senyapnya malam, tersimpan kisah kelam yang siap menggetarkan layar kaca. Itulah yang coba dihidupkan oleh rumah produksi Mata TV, lewat film horor perdana mereka yang kini tengah digarap. Tak hanya menjadi langkah besar dalam dunia perfilman lokal, film ini juga menggandeng aktor asli Semarang, Bayu Ramli, untuk berperan sebagai Pak Camat tokoh pemimpin yang berjuang menenangkan warga desa yang diguncang kutukan mengerikan.

Disutradarai oleh Mas Iyon Priyoko , Produser & Ceo Layar production Agustinus sitorus dan Co produser Devi Monica film ini mengangkat kisah balas dendam roh perempuan korban pemerkosaan, yang menjelma jadi momok menyeramkan di sebuah desa terpencil. Bayu Ramli pun mengaku tak mudah memerankan sosok Pak Camat, apalagi saat harus syuting di tengah hutan yang sunyi dan gelap.

“Syuting di tengah hutan tentu bukan hal yang mudah, tapi ini pengalaman luar biasa. Saya senang bisa menjadi bagian dari produksi ini,” ungkapnya dengan antusias.

Tak hanya Bayu, aktris Imelda juga mencuri perhatian lewat perannya sebagai Surti, istri Pak Lurah yang turut menjadi saksi ketegangan demi ketegangan dalam cerita.

“Horornya beneran mencekam. Ceritanya menarik dan lokasi syutingnya bikin bulu kuduk merinding,” katanya.

Film ini tak hanya soal menebar teror, tapi juga tentang keberanian untuk berkarya dari tanah sendiri. Hal ini pula yang menjadi semangat Mr. Lux dan Ms. Kelly, pemilik Mata TV, yang merasa bangga bisa menghadirkan film berkualitas dari Semarang.

“Kami ingin ibu-ibu di rumah pun bisa menikmati karya ini langsung dari HP mereka. Sekarang semuanya serba digital, dan kami ingin ikut meramaikan dunia film dari Semarang,” ujar keduanya.

Tak berhenti di satu film, Mr. Lux bersama tim Mata TV menargetkan produksi lima film horor yang semuanya mengambil latar Kota Semarang. Bayu Ramli pun memastikan keterlibatannya dalam setiap judul.

“Rencananya lima film, dan saya siap tampil semuanya. Lewat film ini, kami juga ingin promosikan Semarang sebagai kota wisata yang kaya cerita,” tambahnya.

Dengan paduan kekuatan cerita lokal, atmosfir horor yang autentik, serta talenta daerah yang tak kalah hebat dari pusat industri film nasional, proyek ini menjadi bukti bahwa kisah-kisah besar bisa lahir dari kota sendiri. Dan siapa tahu, lewat teror dari desa fiktif ini, Semarang akan jadi bintang baru di dunia perfilman Indonesia.

Exit mobile version