SEMARANG, semarangnews.id – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi berharap pemerintah pusat mendukung percepatan infrastruktur bandara dan pelabuhan, sebagai upaya untuk mengangkat investasi di wilayahnya.
Hal itu disampaikan Gubernur saat bertemu dengan Komisi V DPR RI di Gedung B Lantai 5, usai kunjungan kerja di Pelabuhan Tanjung Emas, Jumat (23/05/2025).
“Kami bangga hari ini dengan kedatangan Komisi V, dan kami minta agar mitra Komisi V dibawa ke sini, untuk menggenjot infrastruktur di Jawa Tengah. Help Me…,” kata Luthfi kepada rombongan Komisi V yang dipimpin Saiful Huda dari Fraksi PKB.
Gubernur mengatakan, Jateng sebagai lumbung pangan tidak meninggalkan modernisasi industrialisasi. Dia memastikan jika satu tahun ke depan, produksi pangan akan maksimal. Namun demikian, untuk mendukung hal tersebut, Jateng membutuhkan dukungan dari pusat, terkait ketersediaan infrastruktur yang memadai, terutama kesiapan pelabuhan dan bandara.
“Kalau investasi datang, infrastruktur harus memadai. Untuk Pelabuhan Tanjung Emas memerlukan revitalisasi. Sudah ada investor yang berminat.
Begitu investor berlomba lomba pelabuhan dan bandara harus diperkuat.
Kita punya forum Senayan membangun Jawa Tengah, together we can, help me…,” katanya.
Hadir dalam pertemuan, Ketua Tim Komisi V Saeful Huda dan jajaran Anggota Komisi V, Direkur Jenderal Perhubungan Laut Kementrian Perhubungan Muhammad Masyhud, Bupati Semarang Ngesti Nugraha, Bupati Jepara Witiarso Utomo, Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng, dan Wali Kota Salatiga Robby Hernawan.
Hadir juga Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maemoen, Sekretaris Daerah Jateng Sumarno, serta anggota Komisi V dari Jateng antara lain Fadholi, Sriyanto Saputro, Novita Wijayanti, dan Harmusa. Anggota Komisi V lainnya, antara lain Muslih Basri, Adian Napitupulu, Musa Rajaksa, Zigo Rolanda, Ade Ginanjar, Marlyn Maisarah, Teguh Iswara, Yanuar Arif Wibowo, Bakri HM, Ahmad Fauzi.
Bupati Jepara dalam pertemuan tersebut menyampaikan, pihaknya sangat berharap Pelabuhan Jepara dapat membantu menguraikan permasalahan dengan menjadi feeder untuk Tanjung Emas.
“Setiap bulan ada 3.000 sampai 5.000 pengiriman peti kemas per bulan sehingga memerlukan pelabuhan sendiri baik. apalagi sejarahnya ratu Kalinyamat mengirim hampir 200 kapal ke Malaka,” katanya.
Senada, Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengatakan, Kabupaten Semarang sebagai penyangga Kota Semarang tidak memiliki Pelabuhan, namun ada Rawa Pening yang bermasalah dengan persoalan sedimentasi.
“Daya simpan air semakin banyak dan tidak mengaliri jadi banjir,” tandasnya.
Selain itu, kata Ngesti, pengembangan industri juga menyebabkan banyak jalan menjadi rusak karena beban besar.
“Kalau mengandalkan APBD kami tidak mampu,” ujarnya.
Sedangkan Walikota Salatiga Roby Hernawan mengatakan Salatiga tidak punya Pelabuhan tetapi strategis karena letaknya yang dilewati transportasi Solo dan Semarang.
“Kami mengajukan usulan pelebaran exit tol Tingkir, dan pembukaan exit tol Pattimura,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Kendal Kartika Dyah Permana mengatakan, Kendal memiliki pelabuhan tetapi tidak beroperasi. Dia meminta pemerintah pusat agar memberikan bantuan breakwall, pengerukan kolam.
“Ada kapal tapi sementara belum bisa karena pendangkalan. Peningkatan akses pelabuhan untuk mendukung Kawasan Ekonomi Khusus yang 80 persen untuk produksi ekspor. Sekarang sedang proses KEK kedua dengan 1.000 hektar lagi. Pelabuhan sangat penting di Kendal. Infrastruktur sangat penting, ” lanjutnya.
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng mengatakan, Kota Semarang beruntung karena memiliki pintu hubungan komunikasi, bandara, stasiun dan pelabuhan.
“Kita sangat bersyukur karena bandara Ahmad Yani baru saja Kembali menjadi bandara internasional dan baru beberapa rute. Harapannya, bandara tidak saja membuka rute penerbangan untuk penumpang tetapi juga mendukung ekspor dan impor,” katanya.