Site icon semarangnews.id

Karantina Jateng Dukung Program MBKM Faperta UGM, Mahasiswa Magang Gelar Seminar Akhir

SEMARANG, semarangnews.id – Kantor Karantina Pertanian Jawa Tengah menunjukkan dukungannya terhadap program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dijalankan oleh Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM). Empat mahasiswa yang telah menyelesaikan program magang selama satu semester atau empat bulan, menggelar seminar akhir di Aula Kantor Karantina Jateng, Rabu (5/6/2025).

Program MBKM ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerja sama antara Badan Karantina Indonesia dan Fakultas Pertanian UGM, yang memberikan ruang bagi mahasiswa untuk menempuh mata kuliah di luar program studi melalui pengalaman kerja langsung di lapangan.

Guru Besar Program Studi Proteksi Tanaman Faperta UGM, Prof. Achmadi Priyatmojo, hadir langsung dalam seminar tersebut untuk melakukan monitoring dan evaluasi (monev) serta menarik kembali mahasiswa peserta MBKM dari lokasi magang. Kehadirannya disambut hangat oleh Kepala Karantina Jateng, Sokhib.

“Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan UGM yang telah menjadikan Karantina Jateng sebagai tempat magang. Para mahasiswa menunjukkan sikap yang aktif, mandiri, dan kooperatif selama mengikuti program,” ujar Sokhib.

Sokhib juga menegaskan pentingnya peran karantina dalam mencegah masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK), Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK), serta Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK), sesuai amanat UU No. 21 Tahun 2019. Selain itu, karantina juga bertugas mengawasi keamanan pangan, pakan, produk rekayasa genetik, agensia hayati, dan satwa liar.

Selama magang, mahasiswa mendapatkan edukasi langsung terkait prosedur perkarantinaan untuk kegiatan ekspor, impor, dan antar area. Mereka juga terlibat dalam pelaksanaan tindakan karantina di berbagai lokasi, termasuk kantor induk, satuan pelayanan, dan lapangan.

Prof. Achmadi menilai program MBKM ini memberikan nilai tambah signifikan bagi mahasiswa. “Melalui magang ini, mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja nyata, memperluas wawasan, dan mempelajari hal-hal baru yang belum tentu diperoleh di bangku kuliah,” ujarnya.

Ia juga berharap, setelah mengikuti program ini, para mahasiswa dapat menjadi generasi muda yang kompeten dan berkontribusi dalam menyosialisasikan pentingnya regulasi perkarantinaan di masyarakat.

“Semoga semua ilmu yang diperoleh bisa bermanfaat, menambah wawasan, dan menjadikan mereka duta karantina di lingkungan kampus maupun masyarakat,” tambah Sokhib.

Program MBKM ini mengakomodasi 20 SKS selama satu semester dan menjadi bagian dari upaya memperkuat SDM pertanian melalui kolaborasi antara perguruan tinggi dan lembaga pemerintah.

Exit mobile version