SEMARANG, semarangnews.id – Kemeriahan mewarnai kegiatan lelang di SMP Negeri 22 Gunung Pati Kota Semarang, Jumat pagi (18/8/2023). Tak seperti lelang pada umumnya, kali ini yang dilelang adalah buah melon jenis Alisha, hasil panen siswa dan guru yang sempat meraih predikat best of the best Melon dalam kegiatan Mbak Ita mesem (lomba kreativitas menanam cabai, tomat, dan melon) kategori sekolah se-kota Semarang yang diselenggarakan pada 12 Agustus lalu.
“Ini luar biasa karena juara satu (melon), 85 ribu gak mau kalah hayo siapa lagi,” seru salah seorang guru yang menjadi pembawa acara lelang.
Spontan ada peserta lelang yang menawar di angka lebih tinggi.
“90 ribu,” ujarnya. Dan seketika riuh tepuk tangan menambah keseruan acara lelang tersebut.
“Woke 90 ribu, siapa lagi ayo ada yang lebih tinggi,” tanya pembawa acara.
Dan perang angka tertinggi mencapai 105 ribu rupiah untuk satu buah melon berjenis Alisha dengan berat hampir 2 kilogram tersebut.
Melon Alisha yang dihasilkan SMP Negeri 22 ini merupakan varietas melon bibit unggul dengan standar bibit F1, sehingga mampu menghasilkan buah melon dengan warna fisik kuning merona dan rasa buah yang manis menyegarkan, serta banyak mengandung vitamin yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Melon ini diklaim mampu bertahan di dataran rendah dan lahan terbatas, dengan masa panen tak kurang dari 70 hari.
Yang juga tak kalah luar biasa, melon Alisha hasil budidaya siswa dan guru pembimbing tersebut, merupakan melon organik tanpa menggunakan pupuk kimia maupun pestisida, melainkan menggunakan pupuk alami seperti pupuk kandang. Tak heran jumlah melon yang dihasilkan saat panen tersebut melimpah ruah hingga ratusan kilogram.
Kepala Sekolah SMPN 22 kota Semarang, Rini Rusmiasih mengatakan, jika melon hasil budidaya sekolahnya sudah banyak yang memesan sejak diikutkan lomba.
“Begitu kami ikutkan satu melon untuk lomba itu, ternyata sudah banyak yang minta pesan begitu, makanya kami agendakan Jumat ini, dan karena banyak peminatnya maka kami pakai sistem lelang ini,” ujar Rini.
Rencananya uang hasil lelang tersebut akan digunakan untuk kegiatan budidaya lainnya yang saat ini sedang berjalan di SMP Negeri 22.
“Nanti kami akan mendapatkan bantuan ayam, nah uang hasil lelang ini akan digunakan untuk pembangunan kandang,” jelas Rini.
Rini menambahkan, kegiatan lelang ini tidak hanya semata-mata menampilkan keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan urban farming, melainkan dalam rangka memeriahkan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 dan menjalin keakraban dengan orang tua maupun wali siswa.
“Kegiatan hari ini keseluruhan kami kemas dengan tema Pasar Kremmyeng, jadi ini cara kami memperingati HUT RI ke-78 dan juga kami ingin orang tua siswa, semakin guyub dengan pihak sekolah khususnya para pengajar,” imbuhnya.
Salah seorang peserta lelang melon yang juga alumni SMPN 22, Deni Kurniawan mengaku senang bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan lelang melon Alisha tersebut.
“Saya kebetulan alumni sini mba. Gak nyangka sih bisa ngicipin melon yang jadi juara se-kota Semarang. Ini tadi beratnya 1,2 kilo, lah rasanya enak mba, seger, kriuk-kriuk, renyah, gak kaya melon biasanya gitu,” terang Deni.
Selain lelang melon Alisha, dalam kegiatan Pasar Kremmyeng tersebut, juga digelar bazar makanan dan jajanan sehat, ada pula sayur mayur, buah-buahan, pupuk, bibit tanaman, dan produk busana dari orang tua, wali serta guru SMP Negeri 22. Keseruan juga dirasakan oleh para siswa dengan beragam kegiatan mulai dari menari dan bernyanyi bersama.
Sementara itu turut hadir dalam kegiatan tersebut dan melakukan panen melon bersama yaitu Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kota Semarang, Erwan Rahmad.
Sebagai informasi, SMP Negeri 22 kota Semarang memiliki beragam hasil budidaya selain melon Alisha yang bernilai ekonomi tinggi antara lain, jagung ungu, maggot kering untuk pakan ternak unggas maupun ikan, kasgot sebagai pupuk tanaman, dan beragam varian produk eco enzyme yang tentunya sangat bermanfaat bagi rumah tangga dan lingkungan.