SEMARANG, semarangnews.id – Rotary Club of Semarang Area menggelar kegiatan peduli lingkungan bertajuk Merah Putih Bersih, dalam rangka menyambut HUT ke-79 Republik Indonesia, Minggu pagi (11/8/2024).
Kegiatan yang diisi dengan aksi ‘Plogging Merdeka’ (jalan sehat sambil mengumpulkan sampah plastik), festival suara anak dan pembagian bibit pohon gratis tersebut dipusatkan di Taman Indonesia Kaya, yang diikuti sekitar 210 peserta, terdiri dari anggota Rotary (Rotarian) dari 11 club se-Kota Semarang dan 26 komunitas peduli lingkungan.
Linggayani, narahubung dalam kegiatan tersebut mengatakan, kali ini pihaknya fokus soal edukasi untuk masyarakat terkait limbah plastik yang saat ini dirasa cukup mengkhawatirkan dampaknya.
“Kami ingin mengedukasi masyarakat kebiasaan hidup sehat itu sangat penting, dimulai dengan tidak menggunakan plastik, karena residu plastik berpotensi menjalar sampai ke tubuh, air susu ibu, telur ayam, bahkan di ikan dari beberapa penelitian ditemukan unsur plastik, jadi itu sangat mengancam keberlanjutan kehidupan manusia,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Lingga juga menegaskan soal ‘serangan sampah plastik’ di setiap lini kehidupan. Dan menurutnya siapa lagi yang akan ‘berperang melawan plastik’ kalau bukan diri kita sendiri.
“Kita mau menggugah sebetulnya semangat masyarakat kota Semarang khususnya, bahwa kalau kita memiliki Indonesia dan sekarang kita dijajah oleh sampah plastik, apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga Indonesia Raya yang katanya milik bersama ini,” tegas Lingga.
Belasan karung berisikan sampah plastik dalam aksi ‘Plogging Merdeka’ kali ini berhasil dikumpulkan setidaknya ini jadi simbol keseriusan Rotary dalam hal penanganan sampah plastik.
“Jadi kalau di Rotary project itu harus sustainable berkelanjutan gak cuma berhenti misalnya di kepemimpinan si A itu cukup selesai, gak begitu. Jadi tetap diteruskan ke generasi berikutnya,” jelas Lingga.
Hal senada juga diungkapkan oleh Yuli Oei ketua panitia kegiatan tersebut.
“Harapan kami dari Rotary kegiatan ‘Merah Putih Bersih’ ini terus dapat dilakukan kedepannya dengan bekerjasama dengan lebih banyak pihak, agar muncul kebermanfaatan yang lebih masif lagi, merdeka!,” ujarnya penuh semangat.
Diantara peserta yang ikut kegiatan tersebut ada sejumlah komunitas maupun organisasi yang menarik perhatian karena dedikasinya terhadap upaya perbaikan, Svarna Loka Indonesia salah satunya.
Meski baru terbentuk di 2023, namun semangat mereka untuk ikut membantu perbaikan lingkungan melalui pengelolaan food loss (sampah pangan sebelum diolah) dan food waste (sampah pangan setelah diolah), tak bisa diremehkan.
“Hari ini kami membawa sayur mayur, itu merupakan contoh food loss yang terjadi di pertanian hampir diseluruh Indonesia. Karena biasanya pasar itu hanya menerima sayur dengan kualitas sempurna, sehingga banyak sayur yang terbuang padahal masih layak dikonsumsi dan sehat,” ujar Nia Nurdiansyah Wakil Ketua Yayasan Svarna Loka Indonesia.
Sementara untuk food waste, Nia mengungkapkan pihaknya kerap membagikan kelebihan makanan kepada sejumlah penerima manfaat untuk mengurangi dampak food waste yang ternyata menjadi penyumbang sampah organik terbesar yang memiliki efek negatif yang tak kalah mengkhawatirkan.
“Kadang kita berpikir penyumbang sampah terbesar itu dari plastik, ternyata nggak, sampah organik lah yang terbesar bercampur dengan plastik dan sampah organik memiliki efek krisis iklim dan pemanasan global karena kalau ditumpuk di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) itu akan menimbulkan gas metana yang memicu kebakaran di TPA yang mengakibatkan pemanasan global,” pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut, ikut berpartisipasi PDG Cindy Bachtiar, DGE Dyah Anggraeni, DDG Hesti Utami, AG Ita Dewi, AG Kusmiyati, AG Nora dan sejumlah pengurus Rotary District 3420.