Prof. Mahfud MD bersama Rektor USM Dr. Supari usai peresmian Taman Pancasila, Semarang 23/6/2025. (Istimewa)
SEMARANG, semarangnews.id – Pagi itu, Minggu (23/6/2025), pelataran kampus Universitas Semarang (USM) tampak berbeda dari biasanya. Bukan tanpa sebab, karena USM sedang merayakan Dies Natalis ke-38 dengan semarak, terlebih tahun ini begitu istimewa karena bertepatan dengan peresmian Taman Pancasila, sebuah simbol baru bagi semangat kebangsaan dan ruang hijau kampus.
Tentu saja saya sangat bangga, karena di tengah momen bersejarah ini, saya seorang mahasiswi biasa, dapat merasakan menjadi bagian dari sesuatu yang luar biasa.
Di semester 3 ini, saya mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi, tak pernah menyangka perjalanan akademik saya akan membawa saya pada pengalaman yang begitu bermakna.
Menjadi bagian dari panitia dokumentasi Dies Natalis tahun ini mempertemukan saya dengan berbagai sosok inspiratif mulai rektor, dosen, tamu undangan, hingga sesama mahasiswa dari berbagai fakultas.
Namun, yang paling membekas pada saat saya berdiri di depan Taman Pancasila, menyaksikan para rektor dan Prof. Mahfud MD membuka tirai untuk simbol pembukaan taman pancasila, dan menyadari bahwa saya adalah saksi dan pelaku dari babak baru sejarah kampus.
Tema tahun ini, “USM Maju, Inovatif, dan Humanis”, terasa begitu relevan. Di tengah tantangan zaman digital dan globalisasi, kampus kami tak berhenti bertransformasi.
Dalam sambutannya, Rektor Dr. Supari, S.T., M.T., menyampaikan bahwa semangat inovasi harus dimulai dari mahasiswa. Dan bagi saya, itu bukan sekadar ajakan, tapi tantangan pribadi. Apakah saya sudah cukup berkontribusi? Sudahkah saya menjadi bagian dari kemajuan itu?
“Taman Pancasila bukan sekadar taman, ini ruang refleksi nilai-nilai luhur bangsa yang ditanamkan dalam jiwa civitas akademika,” ujar Dr. Supari.
Melalui kegiatan Dies Natalis, saya belajar bahwa kontribusi bisa bermula dari hal kecil dari disiplin menjalankan tugas, menjaga semangat kerja tim, hingga menyebarkan semangat positif di antara teman-teman.
Sebagai mahasiswa, saya merasakan langsung maknanya. Taman ini akan menjadi ruang belajar, ruang berkumpul, dan ruang tumbuh bukan hanya bagi saya, tapi juga generasi-generasi setelah saya.
Bagi saya pribadi, keterlibatan dalam acara ini menjadi cermin kecil dari perjalanan besar bernama kehidupan kampus. Di sana saya belajar bekerja dalam tim, berkoordinasi di tengah kesibukan, hingga belajar menulis rilis kegiatan untuk dipublikasikan. Sungguh, pengalaman yang lebih dari sekadar tugas kuliah.
Ketika seorang dosen berkata, “Kalian adalah generasi penerus, jaga semangat Pancasila dengan tindakan nyata, sekecil apa pun,” saya mengangguk setuju. Karena menjadi bagian dari perayaan ini bukan hanya soal hadir secara fisik, tapi juga soal memahami nilai, merawat makna, dan melanjutkan warisan.
Kini, setiap kali saya melewati Taman Pancasila, tak hanya melihat taman dengan bunga dan bangku yang rapi melainkan melihat kenangan, melihat semangat gotong royong dan melihat diri saya ada di dalam bagian sejarah besar Universitas Semarang.
Penulis : Diah Ayu Oktaviani, Mahasiswi Fak Ilmu Komunikasi USM