MAGELANG, semarangnews.id – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan terus menjalankan program Desa Mandiri Energi. Potensi yang dikembangkan tak hanya lokal dari alam, tapi juga dari teknologi buatan.
Hal itu diungkapkan Ganjar usai hadir di acara Dialog Keagamaan dan Kebangsaan dengan tema ‘Beragama Dalam Nalar Publik’ di SMA PL Van Lith, Muntilan, Magelang, Rabu (16/11/2022). Ganjar menegaskan program Desa Mandiri Energi masih jalan terus.
“Sekarang tidak hanya mencari potensi lokal, spot yang kita miliki di sana ada air, ada angin tapi belum terlalu sukses dan gas rawa yang paling banyak ini kita dorong. Tapi hari ini yang artificial juga kita lakukan, sunroof itu yang sekarang udah coba kita lakukan,” jelas Ganjar.
Mantan anggota DPR RI itu mengatakan, melalui program itu masyarakat dibina untuk bisa mencari sumber energi. Selanjutnya dilatih agar bisa mengembangkan.
“Meskipun tentu ada potensi yang lebih gede seperti geotermal di beberapa tempat. Kaya di dieng, di sekitar lereng Lawu, terus kemudian lereng Slamet, pasti banyak tempat yang lain,” ucapnya.
Ketua PP Kagama itu menuturkan, setelah nantinya sumber energi itu bisa diolah secara profesional, maka bisa didistribusikan ke desa lainnya. Dari situ, lanjut Ganjar, terwujud desa yang mandiri energi.
“Nah ini butuh keseriusan, keyakinan, kebijakan, prioritas dan butuh partisipasi. Kalau semuanya bisa oke maka ini akan jalan,” tandasnya.
Sebagai informasi, Provinsi Jawa Tengah telah memiliki 2.353 desa mandiri energi dari total 8500an desa/kelurahan. Hingga tahun 2021, bauran energi di Jawa Tengah mencapai 13,38%.
Berbagai pemanfaatan energi terbarukan di Jawa Tengah terdiri dari pembangkit listrik tenaga surya, hidro, panas bumi, sampah, serta pemanfaatan energi non-listrik seperti biodiesel, biogas, biomasa dan gas rawa (biogenic shallow gas).
Dari 2.353 desa mandiri energi, terdiri atas 2.167 desa mandiri energi inisiatif, 160 desa mandiri energi berkembang dan 26 desa mandiri mapan.