JAKARTA, semarangnews.id – Bakal calon presiden (capres) 2024, Ganjar Pranowo disambut antusias oleh ribuan pengurus Tionghoa se-Indonesia yang tergabung dalam Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI).
Hal ini terjadi saat Ganjar menghadiri puncak perayaan HUT ke-25 PSMTI di Taman Mini Indonesia Indah, Senin (2/10/2023). Tak hanya Ganjar tokoh yang hadir dalam kesempatan itu, ada pula Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dan Ketua Perindo Hary Tanoesoedibjo, serta tokoh penting lainnya.
“Selamat datang capres tercinta kita, Pak Ganjar Pranowo. Terima kasih Pak Ganjar sudah mau datang ke acara kami,” ucap beberapa tokoh Tionghoa memyambut kedatangan Ganjar.
Saat Ganjar memasuki ruang acara, ia langsung dikerumuni ribuan pengurus Paguyuban Marga Tionghoa Indonesia dari berbagai daerah di Tanah Air. Mereka berebut untuk bersalaman dan berfoto bersama.
“Pak Ganjar saya dari Medan Pak, fans berat Bapak. Saya dari Kalimantan Pak,” ucap mereka berkenalan dengan Ganjar.
Teriakan ‘Ganjar Presiden’ juga sempat menggema saat Ganjar berjalan menembus massa menuju panggung acara. Semua nampak bahagia dengan kehadiran mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu.
Ganjar dengan ramah melayani warga yang ingin berfoto bersama. Ia sempat naik ke atas panggung dan bergabung dengan para tokoh Tionghoa Indonesia.
“Selamat ulang tahun ke-25 untuk PSMTI. Tentu 25 tahun bukan waktu yang pendek untuk sebuah organisasi. Saya merasakan bahwa hari ini saya berkumpul dengan orang-orang yang selalu hadir demi kemaslahatan bersama,” kata Ganjar.
Kontribusi PSMTI, lanjut Ganjar, sudah tidak diragukan lagi bagi bangsa dan negara Indonesia. Namun PSMTI tidak bisa sendiri, harus berkolaborasi dengan organisasi kemasyarakatan lainnya.
“Kita harus kuatkan dengan berkolaborasi. Kita harus bersatu sebagai anak bangsa untuk berkontribusi pada pembangunan negeri ini. Kalau itu bisa dilakukan, maka mimpi menjadi negara besar bisa kita capai,” ucapnya.
Ganjar juga menitipkan pesan pada semua anak bangsa untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Tidak boleh lagi bangsa ini saling membedakan agama, ras, suku dan kelompok.
“Mari kita jaga kerukunan, moderasi agar kita sama-sama merasa sebagai bangsa Indonesia. Itu yang paling penting,” pungkasnya.