Menteri Pertahanan sekaligus calon presiden RI, Prabowo Subianto menyapa para pendukungnya usai mendaftarkan diri pada pemilu presiden tahun depan, di markas KPU Jakarta, Indonesia, 25 Oktober 2023. REUTERS/Willy Kurniawan/File Foto Memperoleh Lisensi Hak
JAKARTA, 13 November (Reuters), semarangnews.id – Kandidat presiden Indonesia, Prabowo Subianto, telah unggul jauh atas rival terdekatnya dalam survei terbaru, meskipun ada kontroversi mengenai keputusannya untuk memilih putra presiden Joko Widodo sebagai pasangannya.
Survei yang dilakukan pada tanggal 27 Oktober-1 November terhadap 1.220 orang yang dirilis pada hari Minggu (12/11/2023) oleh Indikator Politik Indonesia menunjukkan 39,7% responden akan memilih calon presiden ketiga kalinya, Prabowo, sementara 30% akan mendukung Ganjar Pranowo dari partai yang berkuasa.
Jajak pendapat terbaru Indikator menunjukkan hasil yang sama, Menteri Pertahanan Prabowo memperoleh 36,1% dan mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar dengan 33,7% dalam survei yang dirilis pada 26 Oktober. Mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan tetap berada di peringkat ketiga.
Sekitar 205 juta dari lebih dari 270 juta penduduk Indonesia berhak memilih dalam pemilu pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang, yang akan menentukan siapa yang akan menggantikan presiden Jokowi setelah satu dekade berkuasa.
Survei terbaru dilakukan ketika berita utama didominasi oleh masuknya Gibran Rakabuming Raka , putra Jokowi yang berusia 36 tahun, setelah Mahkamah Konstitusi memutuskan beberapa hari sebelumnya bahwa persyaratan usia minimum 40 tahun tidak berlaku untuk semua kandidat.
Beberapa analis politik melihat masuknya Gibran sebagai strategi untuk membantu Jokowi mempertahankan pengaruh politik dan memungkinkan tokoh politik kelas atas Prabowo terpilih dengan memanfaatkan basis dukungan besar terhadap pemimpin yang akan keluar dari jabatannya.
Jokowi dituduh oleh para kritikus mempengaruhi pengadilan yang dipimpin oleh saudara iparnya, yang pada pekan lalu dinyatakan bersalah oleh panel peradilan atas pelanggaran etika karena gagal mengundurkan diri dari keputusan yang menguntungkan keponakannya. Jokowi menolak berkomentar mengenai tudingan dirinya ikut campur.
Sebuah survei yang diterbitkan minggu lalu oleh lembaga jajak pendapat Charta Politika menunjukkan bahwa Ganjar unggul tipis atas Prabowo dan beberapa ketidakpuasan mengenai peran Jokowi dalam pemilihan presiden dan dugaan campur tangan dalam keputusan pengadilan.
“Inklusi Gibran ibarat pedang bermata dua. Dia bisa menjadi aset dan liabilitas,” kata Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi.
Hasil jajak pendapat terbaru ini mencerminkan lonjakan yang cukup besar dalam jumlah pemilih muda dan loyalis Jokowi yang memutuskan untuk mendukung Prabowo, dibantu oleh bergabungnya Gibran, kata Burhanuddin, seraya menambahkan bahwa survei tersebut juga menunjukkan bahwa responden tidak terlalu khawatir terhadap dinasti politik.
Laporan oleh Ananda Teresia dan Bernadette Christina; Disunting oleh Martin Petty