SEMARANG, semarangnews.id – SMP Negeri 12 kota Semarang saat ini sedang bersiap mengikuti Urban Farming Championship kategori Sekolah Menengah Pertama yang diselenggarakan Dinas Pertanian kota Semarang.
Kejuaraan urban farming yang rencananya diselenggarakan mulai Maret 2024 mendatang ini diikuti oleh sejumlah sekolah negeri di kota Semarang.
Kepala SMP Negeri 12 Rini Rusmiasih mengatakan pihaknya ditunjuk mewakili kecamatan Banyumanik dalam Urban Farming Championship kali ini.
“Kebetulan SMP 12 ditunjuk mewakili wilayah Banyumanik mengikuti lomba ini,” ujar Rini, Rabu (7/2/2024).
Sejumlah persyaratan dalam lomba tersebut dipersiapkan secara matang oleh pihak sekolah.
“Pertama kita siapkan syarat administrasi, mulai dari jumlah jenis tanaman, yang terlibat siapa saja, foto dan video,” jelas Rini.
Rencananya pada awal bulan Maret mendatang, seluruh persyaratan siap diserahkan kepada panitia lomba.
Dalam kejuaraan tersebut, menurut Rini, semua pihak dari SMP Negeri 12 ikut terlibat mulai dari siswa kelas 9, guru pembimbing, orang tua, komite dan petugas penyuluh lapangan yang ditunjuk oleh Dinas Pertanian kota Semarang dan ini merupakan tahun kedua kejuaraan tersebut diselenggarakan.
“Kalau urban farming tema kita kan tanam apa yang dimakan, makan apa yang ditanam, jadi yang diutamakan ini menanam sayur cabai, tomat, terong, dan bawang,” imbuhnya.
Agar tanaman sayur yang ditanam para siswa tersebut dapat tumbuh optimal, maka disediakan ruang khusus oleh pihak sekolah bekerjasama dengan paguyuban dan komite.
“Setelah dari pembibitan yang dilakukan siswa ini tanaman akan dipindahkan ke galon bekas hasil kreasi siswa, nanti galon-galon itu akan dilukis, nah ini juga ada penilaian terkait pemanfaatan barang bekas,” ujar Rini.
Setelah itu, lanjut Rini, galon-galon yang berisikan tanaman sayur tersebut akan diletakan dan ditata dalam rak khusus yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Proses persiapan kejuaraan urban farming tersebut juga dikaitkan dengan sejumlah mata pelajaran di sekolah.
“Merawat tanaman mulai menanam hingga panen itu nanti akan kita beri nilai di IPA, kemudian matematika IPS itu menghitung nilai ekonomisnya, kemudian hasil panen akan dipasarkan seperti apa offline maupun online dan sebagainya ini nanti masuk bahasa Indonesia dan terakhir bercerita terus mengajak siswa lain untuk berurban farming dengan bahasa Jawa,” ujar Rini.
Dalam kesempatan yang sama, Dedi Adrian pembimbing yang ditunjuk Dinas Pertanian Kota Semarang mengatakan, jika dirinya fokus mendampingi siswa mulai pengenalan konsep urban farming, pembibitan, penanaman, hingga panen.
”Harapan kami adik-adik ini akan tumbuh rasa cinta, tanggung jawab, untuk menanam dalam urban farming ini,” ujar Dedi, disela-sela waktunya menemani sejumlah siswa kelas 9 SMP Negeri 12 yang sedang menanam bibit.
Dedi meyakini jika sudah ada rasa cinta dalam soal bercocok tanam di sekolah, maka akan muncul kecintaan yang sama di tempat tinggal mereka.
“Kalau di sekolah saja mereka sudah seneng menanam, saya yakin itu pasti akan berlanjut di rumah,” ungkapnya.
Dan yang terpenting bagi Dedi, dari kegiatan urban farming ini, para siswa nantinya akan mampu menciptakan inovasi dalam bidang pertanian di kota Semarang dan di Indonesia.
”Dimulai dari hal sederhana ini, kita ingin anak-anak ini nantinya bisa membuat inovasi pertanian baik itu di sekitar tempat tinggalnya maupun di Indonesia,” pungkasnya.
Sementara Sigma, siswa kelas 9 yang mengikuti kejuaraan urban farming ini berharap, sekolahnya bisa memenangkan kejuaraan dan membawa nama harum sekolah.
“Ini lagi nanem sawi mba, nanti kita bawa pulang dirawat di rumah semoga tumbuh subur dan bisa menang, jadi kebanggaan buat sekolah,” ujarnya.