BANJARNEGARA, semarangnews.id – Bertempat di Kantor Kelurahan Desa Pakelen Kecamatan Madukara, Banjarnegara, Karantina Jawa Tengah gelar Bimbingan Teknis Pemenuhan Persyaratan Ekspor Buah Salak Segar untuk mendukung Ketahanan Pangan Produk Hortikultura.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para petani salak dalam memenuhi standar kualitas ekspor serta membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk unggulan Indonesia ini.
Buah salak, yang dikenal dengan cita rasanya yang unik dan kandungan nutrisinya yang tinggi, memiliki potensi besar untuk menjadi komoditas ekspor yang menguntungkan. Namun, untuk dapat bersaing di pasar global, diperlukan upaya peningkatan kualitas produk, pengembangan kemasan yang menarik, serta pemenuhan persyaratan sanitasi dan fitosanitasi yang ketat.
Hadir sebanyak 60 peserta, yang berasal dari Petani Buah Salak, Eksportir Buah Salak, Instansi dan Dinas terkait serta Mahasiswa dari Sekolah Tinggi Agama Islam Tangguh yang sedang Kuliah Kerja Nyata di Desa Pakelen Kec. Madukara Banjarnegara.
Kepala Karantina Jawa Tengah berkenan membuka acara, didampingi oleh Ketua Tim Kerja Karantina Tumbuhan, Cisilia Triwidyanti.
Bertindak sebagai Narasumber, Irsan Nuhantoro, Analis Perkarantinaan Tumbuhan Madya Karantina Jawa Tengah. Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kab. Banjarnegara, Erwin Indriatmoko, Kabid Perkebunan dan Hortikultura dan Dari OKKPD Provinsi Jawa Tengah, Jatmika Eka Chandra, STP, MSc.
Karantina memainkan peran yang sangat krusial dalam mengawal ekspor komoditas pertanian salah satunya salak segar. Bertindak sebagai “penjaga gerbang” yang memastikan bahwa produk holtikultura yang akan diekspor memenuhi standar kesehatan dan keamanan pangan yang disyaratkan negara tujuan.
Peran utama karantina Indonesia diantaranya mencegah Penyebaran Hama dan Penyakit, Penegakan Standar Mutu, Perlindungan tanaman di dalam negeri dan Fasilitasi Perdagangan, menjadikan dasar dan landasan dilakukannya Bimbingan teknis ini.
Hambatan yang dihadapi petani salak saat ini adalah, harga yang tidak stabil saat panen raya, dan adanya musim buah lainnya yang menjadi kompetitor harga, serta serangan hama penyakit tanaman salah satunya lalat buah.
Karantina Jawa Tengah, mencatatkan selama Tahun 2023 sebanyak 9 kali pengiriman buah Salak Segar tujuan Kamboja dan Taiwan mencapai 103.005 kg. Tahun 2024 mengalami peningkatan frekuensi menjadi 11 kali dengan tujuan China dan Kamboja yaitu 131.550 kilogram.
Melalui bimbingan teknis ini, diharapkan para petani salak di Desa Pakemen dapat meningkatkan kualitas buah salak, yaitu melalui peningkatan pengetahuan mengenai teknik budidaya yang baik, pengendalian hama dan penyakit, serta pasca panen yang tepat.
Selanjuntya pemahaman tentang bagaimana kiat memenuhi standar ekspor, seperti informasi mengenai persyaratan ekspor buah-buahan segar, termasuk sertifikasi dan label.
Pengenalan potensi dan peluang pasar ekspor ke berbagai negara tujuan ekspor buah salak.
Serta Membangun jejaring bisnis sehingga menjadi wadah bagi para petani untuk berinteraksi dengan pelaku usaha di sektor pertanian, sehingga dapat memperluas peluang bisnis.
Selain mendorong ekspor buah salak, kegiatan ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan. Dengan meningkatkan produksi dan nilai tambah komoditas lokal, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani, mengurangi ketergantungan pada impor, serta memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Banjarnegara memiliki potensi yang sangat besar terhadap produksi buah salak segar. Data BPS mencatat di tahun 2023 menduduki posisi tertinggi kedua setelah Magelang, yaitu produksinya menyentuh 67.694 ton, dengan tujuan pasar lokal / domestik yakni Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Nusa Tenggara.
Harapannya pemahaman masyarakat dan petani khususnya dapat meningkat sehingga mampu mendorong geliat ekspor di bidang holtikultura serta ketahanan pangan di dalam negeri dapat terwujud.